RSS

tell the world that you`re ...

tell the world that you`re ...
a strong person. talk louder, feel deeper. yes, you can!!

CINTA. Kata orang, jatuh cinta itu enak rasanya, jatuh cinta itu suatu kebutuhan dalam hidup. Tapi, bagiku, itu sama saja rasanya. Jatuh cinta, putus cinta, atau apalah namanya. Karena dalam hidup ini aku sudah sering mengalami yang namanya JATUH CINTA. Aku adalah orang yang gampang untuk jatuh cinta pada siapa saja ( asalkan dia good looking saja ...). Tapi, kenapa aku selalu sial, tidak pernah beruntung dalam urusan cinta, Aku selalu gagal dalam urusan cinta.

Kenapa orang yang aku cintai tak pernah membalas perasaanku ini. Aku yang tidak pernah tahu bagaimana itu rasanya patah hati, disakiti, dikhianati. Aku ingin menjadi perempuan yang normal seperti yang lainnya. Merasakan apa itu kata dan rasa sakit itu sendiri.

Apakah ini memang jalan takdirku ???

Yang harus menelan sendiri perasaanku ini tanpa harus berbagi dan tanpa harus ada orang yang tahu tentang semua ini.

Rasa, keadaan, dan situasi ini begitu menyiksa dan menyudutkan aku.

Laki-laki yang aku kenal, laki-laki yang aku suka, laki laki yang aku sayangi, laki-laki yang aku cintai tak pernah membalas perasaanku, yang kata orang perasaan murni dan suci. Mengapa mereka selalu menyukai sahabatku sendiri.

Mereka tak pernah mau tahu bagaimana aku menderita karena semua ini, aku yang hanya bisa diam dalam kebisuan ini tak mampu mengatakan bahwa aku menyukai, menyanyangi, dan mencintai mereka dengan segenap hatiku.

Kadang aku berpikir, apa kelebihan dan kekuranganku dibandingkan dengan orang lain ?

Banyak kekurangan yang aku punya, dan justru terlalu sedikit kelebihan yang aku punya.

Jujur kukatakan, kadang aku iri melihat temanku yang telah menemukan sandaran hati mereka. Sedangkan aku ???? Aku yang masih sendiri dalam menjalani hari-hariku.

Banyak laki-laki yang aku suka , justru dengan terang mengatakan padaku bahwa mereka menyukai SAHABATku sendiri.

Mungkin kalian berpikir, kalau aku mengambil kesimpulanku sendiri. TIDAK !!!!!!

Justru, laki-laki yang aku suka mengatakan langsung kepadaku bahwa mereka menyukai temanku.

Bisakah kalian bayangkan bagaimana perasaanku saat itu, saat tahu bahwa laki-laki itu menyukai sahabatku

MENYAKITKAN
MENYEDIHKAN

Tapi aku berusaha ( sebenarnya berusaha untuk berpura-pura ) untuk tidak menunjukkan kesedihanku pada orang di sekitarku, karena aku tidak ingin mereka tahu bahwa aku telah tertindas, tersiksa, dan merasa bodoh, tak tahu diri karena cinta ...

Kemudian, kapan kira-kira aku akan merasakan CINTA yang sebenarnya ????

Merasakan mencintai, dicintai oleh seseorang ...

Merasakan sakit, dikhianati, ditipu oleh cinta ...

( DI BAWAH INI ADALAH UNGKAPAN HATI SAYA DAN PERLU DIKETAHUI, BAHWA UNGKAPAN ITU ADALAH UNGKAPAN YANG BENAR-BENAR KELUAN DARI LUBUK HATI SAYA YANG PALING DALAM... )




Chairil Anwar

Chairil Anwar
Chairil Anwar.jpg
Chairil Anwar
Lahir Medan, 26 Juli 1922.
Meninggal Jakarta, 24 April 1949
Kebangsaan Flag of Indonesia.svg Indonesia
Suku bangsa Suku Minang
Angkatan Angkatan '45
Karya terkenal Krawang Bekasi


Chairil Anwar (lahir di Medan, Sumatera Utara, 26 Juli 1922 – meninggal di Jakarta, 28 April 1949 pada umur 26 tahun) atau dikenal sebagai "Si Binatang Jalang" (dalam karyanya berjudul Aku [2]) adalah penyair terkemuka Indonesia. Bersama Asrul Sani dan Rivai Apin, ia dinobatkan oleh H.B. Jassin sebagai pelopor Angkatan '45 dan puisi modern Indonesia.


Masa kecil

Dilahirkan di Medan, Chairil Anwar merupakan anak tunggal. Ayahnya bernama Toeloes, mantan bupati Indragiri Riau, berasal dari nagari Taeh Baruah, Limapuluh Kota, Sumatra Barat. Sedangkan dari pihak ibunya, Saleha yang berasal dari nagari Situjuh, Limapuluh Kota [1] dia masih punya pertalian keluarga dengan Sutan Sjahrir, Perdana Menteri pertama Indonesia. [2]

Chairil masuk sekolah Holland Indische school (HIS), sekolah dasar untuk orang-orang pribumi waktu penjajah Belanda. Dia kemudian meneruskan pendidikannya di Meer Uitgebreid Lager Onderwijs, sekolah menengah pertama belanda, tetapi dia keluar sebelum lulus. Dia mulai untuk menulis sebagai seorang remaja tetapi tak satupun puisi awalnya yang ditemukan.

Pada usia sembilan belas tahun, setelah perceraian orang-tuanya, Chairil pindah dengan ibunya ke Jakarta di mana dia berkenalan dengan dunia sastera. Meskipun pendidikannya tak selesai, Chairil menguasai bahasa Inggris, bahasa Belanda dan bahasa Jerman, dan dia mengisi jam-jamnya dengan membaca karya-karya pengarang internasional ternama, seperti: Rainer M. Rilke, W.H. Auden, Archibald MacLeish, H. Marsman, J. Slaurhoff dan Edgar du Perron. Penulis-penulis ini sangat mempengaruhi tulisannya dan secara tidak langsung mempengaruhi puisi tatanan kesusasteraan Indonesia.

Masa Dewasa

Nama Chairil mulai terkenal dalam dunia sastera setelah pemuatan tulisannya di "Majalah Nisan" pada tahun 1942, pada saat itu dia baru berusia dua puluh tahun. Hampir semua puisi-puisi yang dia tulis merujuk pada kematian.[3]. Chairil ketika menjadi penyiar radio Jepang di Jakarta jatuh cinta pada Sri Ayati tetapi hingga akhir hayatnya Chairil tidak memiliki keberanian untuk mengungkapkannya.[4]

Semua tulisannya yang asli, modifikasi, atau yang diduga diciplak dikompilasi dalam tiga buku : Deru Campur Debu (1949); Kerikil Tajam Yang Terampas dan Yang Putus (1949); dan Tiga Menguak Takdir (1950, kumpulan puisi dengan Asrul Sani dan Rivai Apin).

Akhir Hidup

Vitalitas puitis Chairil tidak pernah diimbangi kondisi fisiknya, yang bertambah lemah akibat gaya hidupnya yang semrawut. Sebelum dia bisa menginjak usia dua puluh tujuh tahun, dia sudah kena sejumlah penyakit. Chairil Anwar meninggal dalam usia muda karena penyakit TBC[5] Dia dikuburkan di Taman Pemakaman Umum Karet Bivak, Jakarta. Makamnya diziarahi oleh ribuan pengagumnya dari zaman ke zaman. Hari meninggalnya juga selalu diperingati sebagai Hari Chairil Anwar.

Buku-buku

Sampul Buku "Deru Campur Debu"

Terjemahan ke dalam bahasa asing

Karya-karya Chairil juga banyak diterjemahkan ke dalam bahasa asing, antara lain bahasa Inggris, Jerman dan Spanyol. Terjemahan karya-karyanya di antaranya adalah:

  • "Sharp gravel, Indonesian poems", oleh Donna M. Dickinson (Berkeley? California, 1960)
  • "Cuatro poemas indonesios [por] Amir Hamzah, Chairil Anwar, Walujati" (Madrid: Palma de Mallorca, 1962)
  • Chairil Anwar: Selected Poems oleh Burton Raffel dan Nurdin Salam (New York, New Directions, 1963)
  • "Only Dust: Three Modern Indonesian Poets", oleh Ulli Beier (Port Moresby [New Guinea]: Papua Pocket Poets, 1969)
  • The Complete Poetry and Prose of Chairil Anwar, disunting dan diterjemahkan oleh Burton Raffel (Albany, State University of New York Press, 1970)
  • The Complete Poems of Chairil Anwar, disunting dan diterjemahkan oleh Liaw Yock Fang, dengan bantuan H. B. Jassin (Singapore: University Education Press, 1974)
  • Feuer und Asche: sämtliche Gedichte, Indonesisch/Deutsch oleh Walter Karwath (Wina: Octopus Verlag, 1978)
  • The Voice of the Night: Complete Poetry and Prose of Chairil Anwar, oleh Burton Raffel (Athens, Ohio: Ohio University, Center for International Studies, 1993)

Karya-karya tentang Chairil Anwar

  • Chairil Anwar: memperingati hari 28 April 1949, diselenggarakan oleh Bagian Kesenian Djawatan Kebudajaan, Kementerian Pendidikan, Pengadjaran dan Kebudajaan (Djakarta, 1953)
  • Boen S. Oemarjati, "Chairil Anwar: The Poet and his Language" (Den Haag: Martinus Nijhoff, 1972).
  • Abdul Kadir Bakar, "Sekelumit pembicaraan tentang penyair Chairil Anwar" (Ujung Pandang: Lembaga Penelitian dan Pengembangan Ilmu-Ilmu Sastra, Fakultas Sastra, Universitas Hasanuddin, 1974)
  • S.U.S. Nababan, "A Linguistic Analysis of the Poetry of Amir Hamzah and Chairil Anwar" (New York, 1976)
  • Arief Budiman, "Chairil Anwar: Sebuah Pertemuan" (Jakarta: Pustaka Jaya, 1976)
  • Robin Anne Ross, Some Prominent Themes in the Poetry of Chairil Anwar, Auckland, 1976
  • H.B. Jassin, "Chairil Anwar, pelopor Angkatan '45, disertai kumpulan hasil tulisannya", (Jakarta: Gunung Agung, 1983)
  • Husain Junus, "Gaya bahasa Chairil Anwar" (Manado: Universitas Sam Ratulangi, 1984)
  • Rachmat Djoko Pradopo, "Bahasa puisi penyair utama sastra Indonesia modern" (Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1985)
  • Sjumandjaya, "Aku: berdasarkan perjalanan hidup dan karya penyair Chairil Anwar (Jakarta: Grafitipers, 1987)
  • Pamusuk Eneste, "Mengenal Chairil Anwar" (Jakarta: Obor, 1995)
  • Zaenal Hakim, "Edisi kritis puisi Chairil Anwar" (Jakarta: Dian Rakyat, 1996)


[sunting] Referensi


Aku (puisi)

Aku adalah sebuah puisi karya Chairil Anwar, karya ini mungkin adalah karyanya yang paling terkenal dan juga salah satu puisi paling terkemuka dari Angkatan '45. Aku memiliki tema pemberontakan dari segala bentuk penindasan. Penulisnya ingin "hidup seribu tahun lagi", namun ia menyadari keterbatasan usianya, dan kalau ajalnya tiba, ia tidak ingin seorangpun untuk meratapinya.

Syair:

AKU

Kalau sampai waktuku
Ku mau tak seorang kan merayu
Tidak juga kau
Tak perlu sedu sedan itu

Aku ini binatang jalang
Dari kumpulannya terbuang

Biar peluru menembus kulitku
Aku tetap meradang menerjang
Luka dan bisa kubawa berlari
Berlari
Hingga hilang pedih peri

Dan aku akan lebih tidak perduli
Aku mau hidup seribu tahun lagi

Maret 1943

Copyright 2009 it`s my story.... All rights reserved.
Bread Machine Reviews | watch free movies online by Blogger Templates